Selasa, 04 Oktober 2011

smashed it into pieces... broken heart



Entah dari mana harusnya saya memulai. namun ketika mencoba membedah sebuah kata "broken heart".. maka kan terlalu banyak bahasan yang harus dibahas. dari mulai kegalauan dangkal menye menye rutinitas pemandu sepi di malam hari hingga kegalauan akibat menyelam terlalu dalam pada sesuatu yang kita geluti atau perjuangkan. ya, bahwasannya kita semua adalah mahluk yang melankolis.

saya nggak mau menambahkan generalisasi. saya juga tak ingin memberi tips.. karena relatifitas yang membelah kehidupan personal masing masing. apa yang menjadi sakit jantung buat saya mungkin adalah sekedar hangover buat orang lain dan begitu juga sebaliknya. vice versa..oleh sebab itu saya hanya bisa menuliskan beberapa hal yang saya alami.. sesuatu hal saya rasakan..

broken heart is something that involving guilty pleasure mixed with self pity..karena begitu disakiti ego kita. kita terkadang memilih untuk menyembuhkannya secara perlahan. adanya kata kata "it takes time.." atau kalimat "time will heal the pain.." terkadang menjadi pembenaran terakhir ketika kita mencoba menyembuhkan luka hati kita.. ini sebenernya bukan menyembuhkan sih.. tapi menikmati. iya menikmati... karena dalam satu titik keterpurukan yang kita rasakan ini bisa menjadi sebuah aksi memberi belas kasihan kepada diri sendiri.. karena seperti apa yang saya katakan tadi Ego kita yang tersakiti dan cuma kita sendiri yang tahu betapa sakitnya.. sekali lagi..relatifitas menetukan dan cuma rasa sadar dan sensitifitas kita yang perlu kembali dipertanyakan.. dalam hal saya sih adalah kembali tega kepada diri sendiri untuk terus mengingatkan pada kenyataan itu brutal...dilengkapi dengan kalimat klise.."dunia itu kejam"

broken heart juga cenderung menular.. lebih tepatnya kita menulari pihak lain. ada masa dimana terkadang kita memberikan terlalu cepat kesempatan buat kita untuk membuka diri. find a new things, new guy.. new girl... kita mencari senyum yang lain dan merasakan kebelet akan afeksi dalam dua arah..menjadi babyboy atau babygirl.. memberikan kemanisan dan menerima kemanisan. disini biasanya carut marut kecil yang biasanya terjadi dan kita tak menyadari.. kita bermain dengan uncertain things... karena pada dasarnya apa yang kita inginkan belum tentu dimengerti oleh pasangan "bermain" kita. kita hanya ingin menyicip sementara si pasangan ingin kita menelan semuanya dan lanjutkan ke permainan berikutnya.. cepat lambat.. akan ada yang fucked up diantara kedua belah pihak ini.. tendensi?... kita yang patah hati bisa pergi kapan saja dimana saja.. karena cold feet akan selalu jadi alasan yang terbaik.. kalo sudah begini? yah legowo saja lah mbak/mas...

kita bisa mendiamkan atau menggilai semua itu bisa terjadi.. bisa tertunduk kabur dan lari ke sudut rutinitas yang bertambah porsi hanya untuk menghilangkan sakitnya. atau merapat kedalam kesenangan semu... duduk di sebuah bar dengan wajah siap dipecundangi alkohol, menjadi Grand Ol party crasher dan menggila sementara self denial disusun sedemikian kuat..atau mungkin hanya tertunduk saja. tanpa melakukan apa apa..dan berasa menjadi Barbara streisand...

tapi apapun.. patah hati, hubungan gagal adalah sebuah pembelajaran berharga.. sebuah blessing in disguised ketika kita berani membuka lebih dalam lai diri kita.. its not about finding the Mr Right or Mrs Terific.. tapi ini masalah bagaimana kita menyusun kerangka kerangka hidup nanti. dan pasangan jiwa kita adalah satu fondasi yang paling kuat...........not! hahaha.. do what you got to do. cherished the moment...dont deny things.. and lived you (love)life to the fullest.

-ciel Duke-