Rabu, 27 April 2011

kamar

mulutnya mulai memaki. Dia tahu ada yang salah, ya dia sendirilah yang menjadi sumber masalah. Tak mampu menjawab, maka ia tak tahu apa yang harus ditanggung. dia masih cilik.. hanya seumur jagung yang bahkan belum matang. Sedangkan didepannya memberikan wajah setengah murka, seperti mau mengkonsumsinya dan menelannya hidup hidup. Ia bingung , resah dan menyesal..berpikir bagaimana ia bisa menyangkal semua kata yang menyerang. detik demi detik ia pikir seperti siksaan.

disaat seperti ini ia berharap.. Andai saja dunia bisa lebih bersahabat. lebih kompromis dan lebih halus. Andai saja dunia ini memberi berpuluh puluh kali kesempatan dan submisif terhadap aksinya. Detak jantungnya cepat. "owh kapan ini selesai? lebih baik aku tidur..", ucapnya dalam hati.

disatu sudut, seorang wanita berbeda mimik. Ia penuh welas asih. Wajahnya miris. niat intervensinya kuat. namun tertahan karena merasa bukan zonanya. ini bukan urusannya. berat hatinya melihat keadaan dimana yang pernah menjadi bagian dari perjuangan dalam beberapa bulan ini berulah dan harus menerima ganjaran. ia tidak mengeluarkan air mata.. tapi didalam hatinya ia ingin menangis

si pemarah... si pengatur dari segalanya terus merapal kata yang mencekam. intonasinya tinggi, tuntutannya seakan setinggi langit dan vonisnya bahkan belom turun. memisahkan antara benar salah dan semua itu memiliki perhitungan seperti bagaimana hukum mencari laba. menekan ia mengakui dan mengatakan semua ini demi kebaikan.. apakah demi kebaikan maka harus melewati semua ketegangan yang mencekam ini...

2 menit ia berhenti.. mengambil nafas. mengambil segelas air. lalu mengatakan beberapa hal kepada si wanita. dipersalahkan juga.. padahal wanita yang penuh kasih sayang ini luput dari dosa. tak bersalah dan hanya seorang yang berada di waktu yang salah. entah apa pria ini memang melepas hal lain atau memang tebang pilih terhadap emosinya.

ia berbalik dan mengatakan....

"masuk kamarmu! jangan keluar lagi sampai aku menyuruhmu....."

dan seketika itu aku memasuki kamarku.. dengan perasaan lega namun tersimpan kekesalan. kesal karena mempertanyakan mengapa ini harus terjadi. terjadi? ya, ini kesalahan aku sendiri.

-23 tahun silam-

Tidak ada komentar: